Khadijah Ku #OnTheWay 2

Sore ini jadwal rutin mentoring ku bersama Ustadz Herman dan kawan-kawan. Aku bergegas pergi dari rumah mengendari sepeda motor untuk menuju ke kampus. Alhamdulillah, siang ini jalanan tak terlalu macet sehingga aku perkirakan dua puluh menit sudah sampai di kampus.

Sesuai perkiraanku, akhirnya aku tiba di kampus. Ku parkir motor didekat masjid lalu aku bergegas menuju serambi masjid. Disana sudah ada Dendy dan Ryan. Aku langsung menghampiri mereka.

Assalamualaikum. Kata ku pada mereka dan hampir bersamaan mereka menjawab salam ku.

CieCie Calon pengantin hadir niih. MasyaAllah. Barakallah ya akhi. Kata Dendy pada ku

Sudah sampai mana nih persiapan pernikahannya? Wah pasti bahagia sekali yah. Semoga kita-kita juga cepet nyusul kaya antum. Hehe Kata Ryan menambahkan

Aamiin. InsyaAllah akhi. Kata ku Ohya, akh Ahmad belum kesini? Lanjut ku

Nanti katanya dia agak telat karena kan lagi susun skripsi jadi mau bimbingan dulu. Kata Dendy

Ohya, tahun ini kan target akh Ahmad buat lulus kuliah. Kata ku

Assalamualaikum. Kata Ustadz Herman dan beberapa teman mentoringku yang datang bersama beliau.

Waalaikumsalam. Jawab aku, Dendy dan Ryan secara bersamaan.

Kami lansung memulai mentoring hari ini. Ahmad datang terlambat karena harus menyelesaikan urusannya. Sebenarnya aku merasa sedikit canggung padanya karena rencana pernikahanku dengan Lisa. Tapi tanpa aku sangka, Ahmad menyambut baik pernikahan kami. Dia juga mendoakan aku dan Lisa agar dapat membina rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan penuh rahmah. Setelah mentoring selesai semuanya langsung bubar karena harus menyelesaikan amanah dan urusan lain. Aku masih duduk disana bersama ustadz Herman.

Ustadz, ana mau minta pendapat dan jalan keluar nih dari ustadz. Kata ku pada Ustadz Herman

Ada apa memangnya? Masalah pernikahan antum atau yang lain? Kata beliau

Masalah pernikahan ustadz. Begini. Papa ana maunya akad dan resepsi diadakan digedung tapi ayahnya Lisa mau akad dirumah. Ana harus gimana ustadz?

Antum sudah bicara pada orangtuanya Lisa?

Belum ustadz. Ana bingung mau bicara seperti apa. Makanya ana minta masukan ustadz lebih dulu.

Akhi. Masalah seperti ini jangan dibesarkan. Antum tinggal akad nikah di rumah dan resepsinya di gedung toh. Jadi semua kemauan orangtua bisa terpenuhi. Jangan sampai antum hanya mimihak satu saja. Beri orangtua antum pengertian begitu pula dengan orangtuanya Lisa. Jangan sampai niatan baik itu terhalang hanya karena masalah seperti ini. Jelas Ustadz Herman

Baik ustadz. InsyaAllah ana akan coba jelaskan pada papa dan ayah nya Lisa. Mohon doanya ustadz.

Ketika dua orang anak adam akan melakukan pernikahan yang mengguncang arsy-Nya. Di doakan oleh seluruh penduduk langit. Maka setan tidak akan pernah ridho. Mereka akan senantiasa menggoda manusia agar pernikahan itu tidak terjadi. Makanya jaman ini banyak kita lihat anak-anak muda yang lebih senang berzina. Maksiat. Dari pada hidup halal dengan pasangannya. Akhi terus memohon pada Allah. Minta perlingdungan-Nya. InsyaAllah ana akan selalu mendoakan yang terbaik buat antum. Tapi antum juga jangan sampai lepas ingat pada Allah.

Baik Ustadz. InsyaAllah.

Kalau begitu ana pergi dulu yah. Assalamualaikum.

Waalaikumsalam
Aku masih duduk diserambi masjid.. Aku merenungi setiap kata demi kata yang diucapkan ustadz. Yah.. aku harus bisa menyelasaikan masalah ini. Bisik ku dalam hati. Aku langsung bergegas pulang ke rumah. Berharap bisa langsung bertemu papa.


---Siti Sukaesih---
Hari ke-12
26.6.16
My Home
#TantanganHujanKarya1437H
#muslimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk ayah dan ibu tercinta (Renungan)

Aku Takut Jatuh Cinta Lagi

Hati Itu Milik-Nya