Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Untukmu Calon Imamku

Mengukir kata-kata ini memang bukan hal pertama. Mengukir cita-cita besar bersama untuk kesekian kalinya sering aku jabarkan. entah dalam kata atau ukiran diatas kertas dengan tinta. Untukmu calon imammu…. Aku memang bukan awan putih dilangit yang bersih tanpa noda. Aku hanyalah awan hitam yang hidupnya sudah terkontaminasi dengan zat-zat mematikan dibumi. Namun, seperti hakikatnya sebuah awan yang terkontaminasi maka awan itu akan mengandung hujan. Meski warnanya pekat, namun akhirnya dialah yang memberikan kesejukan pada penduduk bumi. Membagikan rezeki Tuhannya berupa kenikmatan hujan. Maka aku pun ingin seperti awan hitam itu. Meski masa lalu ku tak luput dari perbuatan dosa.. Namun, aku ingin menjadi penyejuk bagimu. Aku ingin menjadi bagian dari nikmat Allah padamu. Bersama mengarui hidup penuh kebaikan dan keberkahan. Untukmu calon imamku… Aku memang bukan wanita yang sholihah, namun aku pun bukan wanita yang sok solihah atau sok suci. Aku hanya ingin menjaga di

AYAH, AKU JATUH CINTA

Ayah… waktu seakan berjalan begitu cepat. Memisahkan jarak antara kita yang begitu jauh. Teringat masa-masa dimana dulu aku selalu menggelayut ditanganmu. Meminta ini itu sesuka hatiku. Duduk dengan nyaman dalam pangkuanmu. Terlelap dalam dekap kasih sayangmu. Ayah… kau begitu berharga bagiku. Pengorbananmu begitu besar untukku. Kau selalu ingin memberikan yang terbaik bagiku. Semuanya kau lakukan untuk kebahagiaanku. Namun, apa yang kulakukan kini. Aku membuatmu sedih. Kecewa. Sebab, kini ada laki-laki yang mengisi ruang hatiku selain dirimu. Tapi Ayah…. Laki-laki ini tak sama dengan dia yang dulu ada dalam hidupku. Laki-laki ini membuatku begitu ingin dekat dengan Tuhan kita. laki-laki ini….meski aku tak mengenal siapa dia, aku berharap dialah yang mampu memberikanku cinta sebesar cintamu. Aku berharap dialah yang akan memberikanku kasih sayang seperti kasih sayangmu. Aku berharap dialah yang mampu menjagaku seperti kau menjagaku. Ayah…. Saat usiaku beranjak dewa

Ketika Mimpi Hanya Menjadi Angan

14 September 2015 (30 dzulqaidah 1436 H) Sahabat… setiap manusia pasti memiliki mimpi. Entah tentang apa, pasti mimpi itu adalah suatu yang paling besar dan membahagiakan, dan berharap mimpi-mimpi itu bisa menjadi kenyataan. Senantiasa selalu menjaga mimpi itu dalam semangat dan doa pada-Nya. Namun, apa jadinya jika mimpi itu hanya sebuah mimpi yang menjadi angan belaka. Tetap terjaga namun ternyata hamba tanpa usaha. Sahabat… hari itu diri ini sungguh terhenyak. Seakan bumi runtuh seketika. Seakan aku ditarik pada sebuah masa dimana aku pernah bermimpi dan dihempaskan pada masa sekarang dengan begitu kerasnya. Remuk. Hancur. Yah, itulah yang aku rasakan. Siang itu, tepatnya setelah aku sholat zuhur di Masjid kampus tercinta aku pergi menuju lobby belakang gedung utama kampus, karena hari ini sedang ada penggalangan dana untuk acara idul adha yang tinggal sebelas hari lagi. Suasana saat itu ramai sekali, ditambah teriakan kawan-kawanku yang mengajak para mahasiswa dika