Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Maaf Aku Berbohong

Layaknya remaja yang baru mengenal dunia luar, dia pun sangat antusias ingin tahu segalanya. Semenjak kuliah hobinya duduk santai di kantin kampus bersama teman-teman dari berbagai jurusan. Hanya duduk, makan, ngobrol, atau sekedar mendengarkan musik kesukaan. Pulang malam seakan menjadi agenda rutinnya. Padahal dia ada disana bukan untuk bersenang-senang melainkan menuntut ilmu, titah dari orangtua. Dia bagai burung yang baru lepas dari sarangnya, begitu ingin bebas dan mencoba apapun. Tetapi takdir memang tak pernah salah, Tuhan tak pernah diam melihat hamba-Nya tersesat. Dia pun dipilihkan-Nya jalan lain. Diperkenalkan-Nya dengan orang-orang yang mampu menuntunnya dengan benar. Alhasil, lihatlah dia saaat ini. Berubah. Tak lagi mau menggunakan pakaian terbuka. Dia tau dirinya belum sempurna berubah, masih banyak yang harus dia perbaiki. Tapi dari sudut pandang lain setidaknya dia berhasil melewati batas yang dulu tak berani ia tapaki, batas yang seakan hanya fatamorgana, ya

My Dad, My Hero

Gambar
Dia hanya laki-laki biasa dengan kemampuan luar biasa. Dia tak pernah lelah dan pantang menyerah, tak pernah mau terlihat lemah karena sebuah keadaan. Dia-lah ayah. Dia pahlawanku dalam banyak hal. Meski ayah tak pernah menjadi topik pembicaraan paling sering ku ceritakan pada kwan-kawan, namun dalam hidupku dialah pengukir jalan hidup terbaik. Teringat akan sebuah pertanyaan dan pernyataan teman : “Ka, kenapa sih ceritanya mama mulu. Ngga pernah ceritain tentang ayah. Benci yah? Jangan gitu.” Aku hanya bisa tertawa dan menjawab : “Iih, apaan sih. Ngga.” Sambil tertawa *** Setiap orang pasti punya alasan untuk melakukan sesuatu. Begitupun juga denganku saat ini. Aku tak pernah banyak cerita tentang ayah, karena waktu ku memang tak banyak habis bersama ayah. Ayah tipe orang yang pendiam dan cuek secara kasat mata, namun ayah sungguh perhatian. Ayah tidak pernah menegurku secara langsung, tetapi selalu curhat lewat mama, dan akhirnya mama yang akan menyampaikannya padak

SEJUTA CINTA #Pergi

Pooooooonnnggggg……. Dregdeg…. Dregdeg….. Dregdeg….. Bunyi cerobong kereta api itu terdengar sangat nyaring. Gesekkan besi baja kereta terdengar seperti lantunan irama pengisi kesunyian. Dari balik jendela kulihat jarak semakin jauh memisahkan. Semua keputusan yang sudah kuambil tak bisa lagi dikembalikan. Aku harus bertanggung jawab atas setiap jalan yang ku tempuh, dan harus ku buktikan bahwa aku mampu terus berdiri dengan kaki ku. Setiap penumpang dimohon mengeluarkan tiket yang sudah dibeli untuk diperiksa petugas. Selamat menikmati perjalanan. Terima kasih. Bunyi yang keluar dari pengeras suara itu membangunkan ku dari lamunan. Ku ambil tiket yang tersimpan rapi dalam kantung jaket tebalku. “Bisa saya lihat tiketnya mba?” tanya salah seorang petugas kereta itu dengan sopan. Aku mengulurkan tanganku, memberikan tiket padanya. “Terima Kasih. Selamat menikmati perjalanan anda.” Ucap lagi sang petugas dengan senyum manisnya sambil mengembalikan tiket yang sudah diperiksanya ta