Aku Takut Jatuh Cinta Lagi



Dipagi yang masih buta setelah ditinggalkan adzan subuhnya, aku ukir kisah-kisah ini. Merangkai setiap mimpi yang terjadi. Ah… mimpi memang bunga tidur. Tetapi mimpi tentang masa lalu itu selalu membayangi hariku. Membuatku semakin terpuruk. Andai semua kisah semudah dongeng menceritakannya mungkin hati ini tak akan sesak ini dibuatnya.

Memaafkan… kata mulia yang selalu terucap dari bibir-bibir orang terpercaya. Yah.. hanya tinggal memaafkan. Aku pikir mudah. Namun nyatanya itu sungguh sulit. Karena jika tak sesulit itu maka aku tak akan pernah takut dan gelisah lagi ketika mimpi-mimpi itu hinggap.

Aku tak ingin mengandai-andai masa lalu itu menjadi indah. Sebab, aku tahu Alloh selalu punya rencana indah dibalik semua itu. Namun, mungkin hatiku yang pernah terluka ini takut untuk terluka lebih dalam lagi jadi aku putuskan untuk tak jatuh cinta pada siapapun, makhluk-Nya.

Jatuh cinta… indah. Memang indah. Tapi ternyata aku tak pernah siap saat itu untuk jatuh cinta pada laki-laki. Ternyata Alloh menanamkan rasa itu agar menyelamatkanku dari kesakitan. Hanya saja aku terlambat untuk merasakannya. Sebab saat itu aku masih belum mengenal dekat Dia (Alloh) dan aku tak bisa membaca tanda-tandanya.

Aku hanya tak ingin tertipu lagi dengan rayuan semu itu. Aku tak ingin tertipu lagi dengan cinta yang penuh  nafsu. Aku hanya ingin dijaga dengan cinta itu, bukan disakiti.

Alloh… andai saja mengungkap perih hati ini semudah menceritakan dongeng mungkin semuanya tak akan terasa sakit. Tetapi, harus ada yang aku pilih sebab sakitnya kisah ini membuat aku tak tahan. Menceritakan mungkin tak akan menambah nilai apapun dan tak akan mengubah apapun. Tapi sungguh aku ingin semua sakit ini keluar. Entah bagaimana.

Pacaran… sungguh syetan merayu manusia dari manapun arahnya. Saat komitmen untuk tak mengenal laki-laki itu goyah akibat rayuan-rayuan. Akhirnya aku jatuh pada lubang yang bernama cinta, yang ternyata semu. Yang membawaku pada kenyataan yang kelam ini.

Pegangan tangan… sudah satu paket dengan pacaran. Dan aku merasakannya. Merasakan indahnya di gandeng dengan si dia tetapi nyatanya bagiku itu tak bertahan lama. Sinetron yang seakan menawarkan rasa yang berjuta indahya setelah aku rasa itu ternyata memang tipuan. Tak ada bahagia. Yah.. semua semu. Jenuh. Bersalah. Entah apa yang dirasakannya, namun aku sungguh risih jika selalu kemana-mana ada yang menggelayuti tanganku. Selalu dipegangi bak aku orang yang sudah tak punya panca indra. Lucu. Yah… saat ini amat terasa lucu.

Alloh… hanya Dia yang tahu bagaimana kadang kesalnya hati ini namun harus terus sabar. Bahkan saat detik-detik rasa jenuh itu datang menghampiri. Ingin putus. Namun sulit sekali. Sampai aku sungguh benar-benar sakit dibuat nya karena ingin putus. Tak mampu meminta karena ancaman-ancaman yang membuat aku takut. Yah… takut menyesal. Sebab, ancaman itu membuat aku berpikir seribu kali. Dengan sikap-sikapnya yang seperti itu. Aku tahu sedikit tentang dia yang mungkin akan lebih menyakitiku dari sebelumnya.

Aku bodoh.. yah saat itu memang bodoh. Sebab, sebelum mengikrarkan janji menjadi sepasang kekasih dia telah lebih dulu membuat hatiku sakit se sakit-sakitnya. Bahkan belum pernah ada yang membuat ku sesakit itu. Bahkan kedua orangtuaku pun tak pernah melakukannya.

Sahabat… aku hanya bisa berpesan.
Teguhkan azzammu untuk tak mengenal dunia yang bernama pacaran itu. Sebab aku pernah merasakannya. Saat kau merasa nyaman dengan kahadiran seseorang meski kau tak pacaran dengannya, namun sering saling tukar nasehat. Maka putuskan hubungan itu. Bukan karena memutuskan silaturahim. Tetapi karena tak akan ada yang bisa menjaminmu terhindar dari godaan syetan yang amat dahsyat itu. Bagi kalian yang belum merasakan mungkin menganggap aku terlalu bawel bertanya ini itu masalah lelaki yang dekat dengan mu, bukan karena aku cemburu. Bukan karena aku ingin. Tetapi karena aku takut sahabat-sahabat syurgaku terjerumus pada tipu daya syetan. Sebab, aku pernah merasakannya dan aku menyesal sedalam-dalamnya dan aku tak ingin itu terjadi pada kalian.

Sahabat… jika kalian ingin jatuh cinta, maka biarkan cinta itu dalam diam dan doamu. Biarkan Alloh saja yang mengatur urusan itu. Biarkan Dia pertemukan kita dengan lelaki yang tepat bagi diri kita, dan disaat yang tepat.

Aku takut jatuh cinta. Karena aku takut cinta semu. Seperti dulu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk ayah dan ibu tercinta (Renungan)

Hati Itu Milik-Nya