Untukmu Calon Imamku



Mengukir kata-kata ini memang bukan hal pertama. Mengukir cita-cita besar bersama untuk kesekian kalinya sering aku jabarkan. entah dalam kata atau ukiran diatas kertas dengan tinta.

Untukmu calon imammu….
Aku memang bukan awan putih dilangit yang bersih tanpa noda. Aku hanyalah awan hitam yang hidupnya sudah terkontaminasi dengan zat-zat mematikan dibumi. Namun, seperti hakikatnya sebuah awan yang terkontaminasi maka awan itu akan mengandung hujan. Meski warnanya pekat, namun akhirnya dialah yang memberikan kesejukan pada penduduk bumi. Membagikan rezeki Tuhannya berupa kenikmatan hujan. Maka aku pun ingin seperti awan hitam itu. Meski masa lalu ku tak luput dari perbuatan dosa.. Namun, aku ingin menjadi penyejuk bagimu. Aku ingin menjadi bagian dari nikmat Allah padamu. Bersama mengarui hidup penuh kebaikan dan keberkahan.

Untukmu calon imamku…
Aku memang bukan wanita yang sholihah, namun aku pun bukan wanita yang sok solihah atau sok suci. Aku hanya ingin menjaga diri dan keluarga. Apabila permintaanku pada Allah itu amat berat, maka aku hanya ingin menjadikan itu semua sebagai jalanku mendekat pada-Nya. Aku meminta laki-laki sholih sepertimu, karena aku ingin bisa mengabdi, berjuang, dan belajar bersamamu. Mewujudkan mimpi terbesar ku menginjakkan kaki di surga bersamamu. meminta laki-laki sepertimu  untuk mendekatkan diri pada-Nya.

Untukmu calon imamku…
Cinta dalam diam adalah caraku mencintaimu dalam ketaatan pada-Nya. Meski aku tak pernah tahu bagaimana rupamu. Siapa kamu. Sedang apakah dirimu. Namun, aku terus mencoba meyakinkan hati bahwa mencintamu dalam diam adalah pilihan terbaik. Sebab, aku yakin Allah tak akan pernah kecewakan aku dengan pilihan-Nya.

Untukmu calon imammu…
Dimanapun kamu berada, maka teruslah berdo’a untukku sebagai mana aku selalu memohon pada-Nya agar mempertemukan kita dalam sebuah kebaikan. Disaat dan waktu yang tepat, di tempat yang terbaik.

Untukmu calon imamku….
Aku memintamu padanya bukan hanya sebagai pendampingku di kala susah ataupun senang. Namun aku ingin kita sama-sama berjuang dijalan-Nya. Saling mengingatkan. Menjadikanmu imam dalam setiap sholatku. Menjadikanmu teman untuk mewujudkan mimpi, menjadikan anak-anak yang sholih sholihah bersamamu.

Untukmu calon imamku…. 
Jika suatu hari nanti Allah telah ijinkan kita bertemu, maka cintailah aku karena Allah. Bimbinglah diriku dengan segenap cintamu. Jadikan aku satu-satunya penyejuk hatimu setelah Allah dan kedua orangtuamu. Jadikan aku sebagai satu-satunya bidadari surga mu yang akan mengabdikan dirinya hanya padamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk ayah dan ibu tercinta (Renungan)

Aku Takut Jatuh Cinta Lagi

Hati Itu Milik-Nya