Tujuan

Kali ini aku ingin seperti orang kebanyakan. Mengungkapkan keping-keping rasa yang tumbuh dari aksi super damai 212.

Hari itu aku memang tidak mengikuti seluruh rangkaian acara. Karena kedatangan yang sudah sangat telat. Tapi disana masih bisa aku rasakan menggelegarnya sebuah cinta.

Beberapa hari sebelumnya, saat melihat begitu banyak BCan dimedia sosial tentang orang-orang tangguh asal ciamis. Hati ini mulai terkoyak. Belum lagi kejadian-kejadian hebat lain. Mulai dari mereka yang di cancel bus nya secara sepihak lalu memutuskan jalan kaki, mengganti kendaraan, atau memaksa hal apapun agar bisa tetap hadir. Demi membuktikan sebuah cinta pada Sang Pencipta.

Dari begitu banyak rangkaian peristiwa terjadi, aku teringat sebuah kata-kata bijak dari salah seorang guru panutanku, sekitar satu minggu lalu, yang aku lihat lewat video di laptop ku.

Aa Gym.

Dengan suaranya yang menggelegar di Masjid Adz-zikra, sentul. Tempat Ustadz Arifin Ilham. Bersama Ustadz Yusuf Mansur. Beliau bertiga bagai topangan bangunan yang saling melengkapi dan menguatkan umat.

Hari itu, Aa berkata, yang intinya kalau kita punya tujuan pasti sampai. Apalagi tujuannya Allah.

Dari kata-kata itu aku memulai sebuah kesimpulan dari aksi 212.

Saat hati bimbang berkata "ikut kesini" atau "datang akad nikah". Terus bergolak tentang kedua hal itu. Beberapa hari diputuskan, akhirnya oke deh ikut ke aksi. Tapi esoknya bimbang lagi, yaudah akad aja deh. Sampai di H-1 aku buka surat undangan itu, disana tertulis akad pukul 08.00-09.00 akhirnya Bismillah,ikut akad dan aksi.

Tapi kemudian muncul lagi pertanyaan, nanti sendiri. Apa ada kendaraan?"
Mentok lagi....

Lalu, Allah kasih inget lewat pemuda ciamis dan peristiwa sekitar 6 tahun lalu.
Waktu itu, untuk pertama kalinya harus ngerasain jalan kaki ba'da ashar sampai subuh. Cuma jalan kaki. Rasanya kaki mau patah. Tapi gimana, mau pulang ngga mungkin. Tengah malem. Pengen nangis, rasanya percuma.

Atau, waktu acara pelantikan ke Lanud, Bogor. Jalan kaki tiga hari dua malem. Terus aja. Walau sakit, tapi demi sampai tujuan harus dilaksanain.

Maka itulah yang aku lihat kawan...
Dulu saja, saat pelantikan pramuka aku rela jalan berpuluh kilometer. Sebab aku memiliki tujuan, yaitu naik tingkat.

Dan para mujahid ciamis dan daerah lainnya yang mereka rela jalan kaki, keluar budget besar, kalau ada yang berkata
"Gila apa mereka?"
"Itu si ibu ngga kasihan sama anaknya?"

Dan lain sebagainya.

Maka dengarlah, mereka memiliki tujuan. Dan tujuan mereka bukan hal kecil. Tapi tujuan mereka adalah Allah. Allah yang memiliki dunia ini. Mereka bersatu bukan karena dibayar, tapi karena cinta.

Maka kalau masih ada yang ragu,tentang apapun. Bertanyalah pada hati, apa tujuanmu sebenarnya?

#aksisuperdamai212

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk ayah dan ibu tercinta (Renungan)

Aku Takut Jatuh Cinta Lagi

Hati Itu Milik-Nya