Hati Itu Milik-Nya
Selalu saja
menarik jika yang menjadi bahan pembicaraan adalah perasaan dan hati. Mungkin
memang sudah menjadi kodratnya manusia itu memiliki hati salah satunya untuk
merasakan hal seperti ini. Tetapi, bagaimanakah menempatkan hati itu agar tak
menjadi salah fokus.
Hati Allah
ciptakan salah satunya agar manusia bisa berlaku baik, sesuai dengan yang Dia
inginkan. Dia menciptakan hati agar manusia bisa merasakan tenangnya bermesraan
dengan-Nya dalam iman.
Saat ku tulis
kisah ini mungkin mungkin juga ada jutaan orang diluar sana yang merasakan hal
yang sama. Tapi janganlah bosan untuk terus membacanya. Merefresh semua nasihat
dan opini ku kawan (hehe)
Sahabat… hati itu
milik-Nya, saat kau jatuh cinta, mengagumi seseorang, menyukainya atau apa saja
kau mau menyebutnya. Maka jaga hati itu. Serahkan semuanya pada Dia Sang
Pemilik Hati. Sebab, hati itu bisa berubah kapan saja sesuai kehendak-Nya.
Benarlah perkataan para alim, janganlah kau terlalu mencintai ataupun terlalu
membenci, sebab kau tak akan mampu menjamin bagaimana keadaan hatimu detik
nanti setelah kau umbar rasa itu.
Hati itu
milik-Nya… jika memang kau siap menanggungnya maka datangi orangtuanya (bagi
kau pria) namun jika kau belum siap maka simpanlah rasa itu dalam do’amu. Semua
ketentuan ada di tangan-Nya, tak usahlah kau ragu dengan rasa tak sampai, sebab
rasa itu akan tetap sampai jika Dia berkendak. Dekati Tuhan-nya, baru kau
dekati makhluk-Nya dengan cara yang baik dan tak mennyakiti-Nya.
Janganlah kau
buat dia melayang keangkasa sebab rasamu yang belum pasti dan halal itu. Sebab,
aku takut saat kau umbar rasa itu kau malah menjerumuskannya jatuh dalam api
neraka. Kenapa? Sebab segala kemungkinan bisa saja terjadi, kawan. Bisa saja
sebab kau umbar rasa itu dia menjadikan Tuhan-nya sebagai yang kedua, atau dia
menghapuskan sendiri amalnya disebabkan kau selalu hadir dalam setiap geraknya
hingga khusyunya ibadah tak mampu ia genggam lagi, atau yang lebih parah mungkin
kau akan menjadi harapan hidupnya, bukan lagi Tuhan.
Rasa sucimu itu
tak pernah salah. Namun bijaklah untuk memilih. Jika kau belum sanggup, maka
diamlah. Doakan saja dia agar imannya tetap kuat, agar taatnya lebih banyak,
agar istiqomahnya lebih tetap, agar dia mampu melakukan yang terbaik bagi
Tuhan-nya. Jangan kau jerumuskan dia dalam neraka-Nya sebab rasamu.
Kawan…. Jadikanlah
sulitnya menahan rasa itu sebagai ikhtiarmu mendapatkan keridhoan Tuhan untuk
seseorang yang Dia takdirkan. Jangan pernah tumpukan hati hanya padanya, jangan
pernah masukkan dia dalam hatimu. Sebab, kau tak mampu menjamin hati itu.
Berdoalah agar
tuhan kunci hatimu hingga halal kau dapat, dengan seseorang yang pantas.
ehemmmm
BalasHapus