Lucunya Skenario Allah
Kamis, 19
November 2015
Pagi ini mungkin
sama seperti pagi-pagi yang telah lalu, matahari tetap menyambut dengan senyum
hangatnya hingga semburat sinarnya membuat langit dunia indah. Namun, selalu
ada hal berbeda di setiap pagi insan manusia. Bagiku pagi ini pun berbeda
dengan pagi kemarin. Saat semua sedih akhirnya berganti tegar, dan saat tegar
itu membuahkan kebaikan.
Kumulai semua
cerita ini dari perginya salah seorang teman satu kost-ku tanpa pamit, tanpa
kabar. Yang akhirnya kabar kepergiannya itu ku ketahui dari seorang teman lain
di kost yang sama. Aku yang saat itu tengah menikmati libur akhir pekan di
rumah lantas terkejut dengan berita itu. Semua perkiraan negatif menghinggap
dalam pikiranku. Rasanya sulit untuk tidur nyenyak malam itu. Lalu, untuk
memastikan kabarnya aku tanya dengan salah seorang teman dekatnya, dan
jawabannya tambah membuat ku merasa bersalah. Seakan semua kepergiannya adalah
kesalahanku. Aku tak berani untuk bertanya pada yang bersangkutan karena keegoisan
dalam diri. Karena rasa marah. Karena kecewa.
Keesokkan paginya
saat aku tiba dikost, salah satu teman berkata “mungkin dia butuh waktu untuk
sendiri”. Dari kata-kata itu aku berusaha untuk tegar. Untuk tetap positif dan
menghapus semua pikiran negatif itu. Tak cukup disitu saja, aku sharing masalah
ini dengan salah satu teman yang aku percaya di organisasiku. Ku ceritakan
semuanya dari awal sampai akhir, serta semua kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Akhirnya dia bertanya “udah coba tanya belum kenapa pergi.” Dan aku menjawab
“belum”. “yaudah tanya dulu” “oke”.
Akhirnya aku
beranikan diri menghapus semua ego itu, ku tekan satu persatu huruf dalam
qwerty handphone ku. Dan ku tekan enter tanda pesan siap dikirim. Tak lama
kemudian ada balasan yang sungguh membuatku semakin bertanya, karena dia hanya
menjawab “ngga apa-apa”. Aku yang tahu sifatnya semakin curiga, karena saat dia
mengatakan tak apa-apa saat itulah ada masalah yang sulit diungkkapnya. Entah
karena memang terlalu private atau karena tak ingin menyakiti hati orang lain.
Dan akhirnya, semua itu ku ikhlaskan. Mungkin memang dia butuh waktu untuk
meresapi setiap jengkal demi jengkal kenangan kami. Mungkin dia butuh waktu
untuk mulai mengerti. Aku hanya berharap, sejauh apapun jarak kami, ukhuwah itu
akan tetap berjalan.
Selang dua hari
semenjak kejadian itu, handphone ku berbunyi di pagi yang cerah ini. Ku buka
dan kubaca pesan dari media sosial whatsapp. Ternyata itu dari teman yang dulu
satu kost denganku. Tahukah kawan apa isi pesannya, dalam pesan itu dia
menuliskan bahwa dia meminta ijin untuk kembali kekost yang dulu, dan berjanji
akan menceritakan semua alasannya pergi dan kenapa dia ingin pergi dari tempat
barunya. Aku senang sekali. Hanya mampu berterima kasih pada-Nya atas setiap
rencana indah-Nya.
Setelah pesan itu
dikirimnya, maka malam harinya dia langsung pindah dan aku bersama teman yang
lain ikut membantu. Tetapi sebelum kepindahan itu dia bercerita tentang semua
alasan-alasannya. Dan aku hanya bisa mendengarkan, dan meresapi setiap kata
demi kata nya. Mencoba meresapi setiap makna tersirat dalam katanya. Dan
akhirnya semuanya bisa tertebak. Ini bukan masalah kecil bagiku, sebab ini
tentang konsistensi, kedisiplinan dan tanggung jawab. Yah, begitulah
kenyataannya. Karena semuanya akan bersangkutan. Semuanya adalah hal yang
vital, hilang satu maka nilai manusia akan dipertanyakan. Namun, aku coba
mengerti semua dengan sabar dan tindakan. Dan aku ceritakan semua kiat-kiat
yang aku lakukan untuk menghadapi semuanya. Dengan sabar dan berusaha ikhlas.
Sebab, tak ada yang mampu merubah manusia hanya dengan kata-kata tanpa manusia
itu sendiri punya niat untuk mengubah dirinya menajdi lebih baik.
Aku yang selama
ini juga merasakan hal yang sama hanya mampu menekankan bahwa setiap manusia
itu berbeda dan kita hanya mampu untuk sabar.
Akhinya, malam
ini semua awan hitam itu berganti bintang nan cerah. Menyatukan hati yang
menjauh karena ketidakterbukaan. Menyibak hijab tebal karena komunikasi yang
kurang. Allah…. Sungguh indah nian rencana-Mu, meski semua ini terlihat lucu
bagiku karena semuanya terlalu indah dan sempurna. Engkau sungguh sang pemilik
rencana sempurna itu.
Terimakasih
Tuhan-ku..
Kekalkanlah
persahabatn ini hingga kejannah-Mu, genggam hati kami dengan cinta-Mu, satukan
setiap hati yang menjauh agar dekat, hingga persahabatan ini menjadi ladang
amal kami.. untun saling mengisi, mengingatkan dan berjuang untuk-Mu…
Terima kasih atas
setiap jawaban doa dari-Mu….
Aamiin….
Komentar
Posting Komentar